MEWASPADAI PENYAKIT DIABETES MELITUS BAGI REMAJA
MEWASPADAI PENYAKIT DIABETES MELITUS BAGI REMAJA
Oleh: Paiman, M.Or.
SMP NEGERI 5 WATES
Abstraks
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang hingga tahun 2030 mengalami bonus demografi yakni jumlah generasi muda sebagai angkatan kerja lebih banyak dibanding usia tua. Bonus demografi ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Hal ini dapat menjadi peluang apabila SDM yang dimiliki memiliki kualitas yang tinggi baik jasmani maupun rohani. SDM berkualitas tinggi dapat dijadikan modal pembangunan. Sebaliknya bonus demografi dapat menjadi tantangan apabila SDM yang dimiliki berkuaitas rendah. Hal ini terjadi sebab jumlah manusia yang banyak yang berkuaitas rendah tidak akan dapat meningkatkan produktifitas justru akan menjadi beban negara. Anak-anak yang tidak sehat sejakusia muda tentulah akan banyak menjadi beban negara dibanding menjadi modal pembangunan
Penyakit noninfeksi salah satunya adalah penyakit diabetes melitus merupakan penyakit dominan di abad 21. Hal ini dapat terjadi sebab penyakit-penyakit sebagian besar disebabkan pola hidup sehat yang buruk, diantaranya adalah: kurang berolahraga, makan makanan kurang bergizi dan seimbang serta banyak stress. Penyakit Diabetes Melitus ini dapat menyerang anak dan remaja disebabkan oleh pola hidup sehat yang buruk. Hal itu antara lain disebabkan anak-anak dan remaja kurang melakukan gerak fisik/olahraga, duduk berjam-jam di depan HP atau computer sambal ngemil, makanan yang di kansumsi dominan mengandung kharbohidrat dan lemak, obesitas, serta tidak ada keseimbangan antara lama beraktifitas dan beristirahat.
Untuk mencegah penyakit diabetes menjangkit pada anak-anak maka ada beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain; perbanyaklah anak-anak untuk berolahraga dan bermain yang memanfaatkan aktifitas jasmani, hindari penggunaan HP atau Gadget berlama-lama, kembangkan hobi yang positif, biasakan mengkonsumsi makanan yang alami dengan gizi seimbang, intirahat yang cukup, dan cegah dari depresi, stres, dan ketegangan. Anak-anak adalah aset masa depan harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Kata Kunci: pencegahan, diabetes Melitus, Anak-anak
Generasi Emas Indonesia
Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang mendapatkan bonus demografi yaitu struktur penduduk dengan usia muda lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lanjut. Indonesia pada tahun 2045 telah memasuki usia kemerdekaan yang ke-100 tahun atau satu abad. Pada usia ini diharapkan menjadi masa keemasan pembangunan di segala bidang. Hal ini didasari beberapa argumentasi diantaranya: sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah didukung dengan jumlah penduduk usia muda yang sangat banyak. Warga Negara dengan usia muda menjadi sumber tenaga kerja pembangunan yang sangat penting. Tenaga kerja adalah sumber produksi utama sebuah kerja ekonomi.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting yang mempengaruhi percepatan kemajuan suatu bangsa. Sumber daya alam yang melimpah yang tidak dapat diolah oleh tenaga manusia yang terampil maka tetaplah sebagai SDA yang berupa harta simpanan yang tidak dapat dimanfaatkan sehingga kurang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi selain dapat mengolah sumber daya alam yang tersedia di Indonesia tersebut juga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi terhadap produk SDA tersebut.
Bonus demografi dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Hal ini maksudnya adalah apabila jumlah penduduk usia muda ini merupakan penduduk dengan kualitas tinggi maka penduduk demikian itu dapat menjadi sumber daya pembangunan yang luar biasa. Banyak contoh negara dengan sumber daya alam yang sangat terbatas namun memiliki SDM yang yang berkualitas tinggi maka negara tersebut memiliki kemajuan dan kemakmuran yang jauh melampaui negara lain yang memiliki sumber daya alam melimpah namun SDM rendah. Sebaliknya apabila penduduk suatu negara banyak jumlahnya tetapi berkualitas rendah maka penduduk yang banyak tersebut justru menjadi beban pembangunan.
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi memiliki beberapa ciri antara lain: kondisi jasmani yang sehat dan kuat, pikiran yang cerdas dan terampil, serta akhlak dan kepribadian yang baik. Jasmani yang sehat dan kuat adalah modal pertama dan utama manusia untuk dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Setinggi apapun pendidikan seseorang dan secerdas apapun pikiran manusia tanpa didukung kondisi jasmani yang prima maka pendidikan dan kecerdasan tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Fenomena yang terjadi sekarang ini ekonomi masyarakat semakin baik, asupan gizi semakin bagus serta fasilitas transportasi dan komunikasi yang canggih mejadikan mobilitas dan informasi semakin cepat. Fenomena-fenomena seperti tersebut di atas menjadikan kehidupan manusia semakin mudah dan tekanan terhadap organ fisik semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai contoh, antara lain, sedikit orang bermobilitas dengan berjalan kaki, mengangkut barang dengan memanggul, menggendong, memotong kayu dengan kampak, dan sebagainya. Kegiatan manusia hampir semuanya dilakukan dengan bantuan mesin atau alat. Minimnya melakukan aktifitas jasmani berdampak buruk terhadap kondisi jasmani seseorang termasuk juga kepada anak-anak.
Penyakit Diabetes
Penyakit Diabetus termasuk kelompok penyakit Katastropik. Penyakit Katastropik adalah Penyakit yang disebabkan menurunnya fungsi-fungsi organ tubuh atau disebut juga penyakit degenerative. Yang termasuk dalam penyakit katastropik antara lain: diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah (arteriosklerosis), dan kanker. Penyakit-penyakit ini bukan disebabkan oleh infeksi kuman penyakit namun lebih banyak disebabkan oleh pola perilaku yang tidak sehat. Pola perilaku yang tidak sehat itu antara lain adalah: gaya hidup pasif/kurang berolahraga, mengkonsumsi alkohol dan merokok, stress, serta pola makan yang tidak seimbang. Yang dimaksud pola makan yang tidak berimbang adalah makan dengan kelebihan salah satu zat gizi tetapi kekurangan pada zat yang lain. Contoh dalam hal ini adalah kelebihan karbohidrat namun kekurangan serat, mineral dan vitamin, makan dengan kelebihan lemak tetapi kekurangan serat, dan sebagainya. Minuman dan makanan siap saji (junk food) yang berlebihan lebih beresiko terserang penyakit katastropi ini.
Walaupun tidak disebabkan oleh infeksi kuman penyakit namun penyakit Katastropik ini resikonya justru lebih berbahaya dibanding penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit-penyakit katastropi lebih banyak menyebabkan kematian lebih awal dibanding penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman. Menurut hasil riset kesehatan dasar prevalensi kasus diabetes di Indonesia semakin meningkat, yakni tahun 2007 mencapai 5,7 persen sedang tahun 2013 naik menjadi 6,9 persen. Kompas edisi (9 november 2016, p.14) menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-tujuh Negara dengan penderita diabetes dewasa terbanyak di dunia yakni kira-kira 10 juta orang menurut laporan Federasi Diabetes Internasional (IDF) tahun 2015. Badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan tahun 2015 mengeluarkan dana 3,27 trilyun untuk membiayai pengobatan penyakit ini.
Harian kompas edisi (3 November 2018, p.13) melaporkan bahwa berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 dinyatakan bahwa prevalensi penyakit tidak menular naik jika dibandingkan Riskesdas tahun 2013, antara lain: diabetes mellitus, kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, dan hipertensi. Khusus penyakit diabetes melitus terjadi peningkatan dari 6,9% menjadi 8,5%. Peningkatan jumlah penyakit ini terbukti berbanding lurus dengan merosotnya pola hidup sehat, yakni: kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, kurang aktifitas fisik, serta kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Kemerosotan pola hidup sehat ini dapat dinyatakan dengan data sebagai berikut: kebiasaan merokok dari 7,2 % menjadi 9,1%, konsumsi alkohol 3% menjadi 3,3%, kurang aktifitas jasmani dari 26,1% menjadi 33,5%, dan kurang konsumsi buah dan sayur dari 93,5% menjadi 95,9%.
Penyakit diabetes mellitus sering juga disebut penyakit kencing manis. Diabetes mellitus ada dua macam, yakni: tipe I akibat tubuh berhenti memproduksi insulin karena rusaknya sel pankreas. Diabetes tipe I ini lebih banyak disebabkan faktor keturunan atau infeksi yang menyerang organ hati, hal ini menyebabkan produksi hormon insulin oleh pankreas sangat kurang. Diabetes tipe II disebabkan oleh jumlah hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak mencukupi, al ini terkait dengan gaya hidup. Sekitar 90% kasus diabetes adalah tergolong tipe II.
Gejala-gelala diabetes tipe II ini sering kali tidak tampak, misalnya: sering haus, lapar dan kencing namun belum tentu gejala-gejala ini muncul pada setiap penderita. Diabetes tipe II sering diderita oleh seseorang setelah usia dewasa, namun realita sekarang penderitanya cenderung semakin muda usianya. Pada Diabetes tipe II jumlah hormon insulin yang tidak mampu mengimbangi jumlah zat gula yang masuk dalam tubuh dan harus diproses sehingga menjadikan glukosa tersebut hanya berputar-putar dalam tubuh mengikuti aliran darah. Keadaan ini disebut hiperglikemia. Kadar gula yang tinggi dalam darah ini akan berefek merusak organ-organ tubuh yang lain atau sering terjadi komplikasi penyakit, misalnya: pembuluh darah rapuh sehingga mudah pecah (stroke), serangan ginjal, serangan jantung, luka tak kunjung sembuh, mati rasa, dan sebagainya.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola diabetes agar kemrosotan kondisi tubuh dapat dihambat antara lain: mengurangi jumlah kalori dalam menu makan, mengurangi jumlah lemak, makan makanan karbohidrat komplek, meninggalkan manisan, meratakan kalori yang masuk dalam tubuh dengan makan sedikit demi sedikit, artinya tidak makan dalam jumlah banyak dalam satu waktu, banyak makan serat, dan melakukan kegiatan jasmani misalnya; jalan kaki, bersepeda, renang, berkebun, dan aktifitas jasmani lainnya.
Apabila penderita telah mengalami mata rasa (neuropati) berarti gula darah telah menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf. Pada keadaan ini maka perlu dilakukan beberapa tindakan agar kondisi kaki tetap terjaga, antara lain: selalu memeriksa keadaan kaki karena luka kecil dapat mudah terinfeksi, selalu memakai sepatu dengan kaos kaki yang empuk, dan sering-sering menyabun kaki agar bakteri tidak menyerang.
Usaha Pencegahan Diabetes Pada Anak- Anak
Penyakit penyakit yang diderita manusia abad 21 ini didominasi penyakit non infeksi antara lain: penyakit jantung, diabetes, hipertensi, Stroke, dan kanker. Penyakit-penyakit ini ada kaitan erat dengan aktifitas jasmani dan pola konsumsi makanan. Penyakit-penyakit non infeksi ini pada tahun 80-an banyak diderita oleh orang berusia diatas 45 tahun, namun kini ada kecenderungan diderita oleh orang yang semakin muda. Jumlah anak-anak dan remaja yang menderita obesitas hari demi jumlahnya semakin banyak. Obesitas ini disebabkan komsumsi makanan terutama lemak dan karbohidrat berlebih dan minimnya aktifitas jasmani. Obesitas ini dapat sebagai pemicu terjangkitnya penyakit diabetes mellitus.
Kebiasaan anak dan remaja melenial dengan duduk berjam-jam main game di HP atau internet setiap hari merupakan salah satu penyebab minimnya aktifitas jasmani. Jasmani yang jarang digunakan untuk bergerak mengalami percepatan kemerosotan fungsinya, antara lain fungsi hormon insulin, fungsi jantung, fungsi paru, kurangnya kepadatan tulang, dan sebagainya.
Untuk mencegah penyakit diabetes menjangkit pada anak-anak maka ada beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain; perbanyaklah anak-anak untuk berolahraga dan bermain yang memanfaatkan aktifitas jasmani, hindari penggunaan HP atau Gatget berlama-lama, kembangkan hobi yang positif, biasakan mengkonsumsi makanan yang alami dengan gizi seimbang, intirahat yang cukup, dan cegah dari depresi, stres, dan ketegangan. Anak-anak adalah aset masa depan harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Simpulan
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang hingga tahun 2030 mengalami bonus demografi yakni jumlah generasi muda sebagai angkatan kerja lebih banyak dibanding usia tua. Bonus demografi ini merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan. Hal ini dapat menjadi peluang apabila SDM yang dimiliki memiliki kualitas yang tinggi baik jasmani maupun rohani. SDM berkualitas tinggi dapat dijadikan modal pembangunan. Sebaliknya bonus demografi dapat menjadi tantangan apabila SDM yang dimiliki berkuaitas rendah. Hal ini terjadi sebab jumlah manusia yang banyak yang berkuaitas rendah tidak akan dapat meningkatkan produktifitas justru akan menjadi beban negara. Anak-anak yang tidak sehat sejakusia muda tentulah akan banyak menjadi beban negara dibanding menjadi modal pembangunan
Penyakit noninfeksi salah satunya adalah penyakit diabetes melitus merupakan penyakit dominan di abad 21. Hal ini dapat terjadi sebab penyakit-penyakit sebagian besar disebabkan pola hidup sehat yang buruk, diantaranya adalah: kurang berolahraga, makan makanan kurang bergizi dan seimbang serta banyak stress. Penyakit Diabetes Melitus ini dapat menyerang anak dan remaja disebabkan oleh pola hidup sehat yang buruk. Hal itu antara lain disebabkan anak-anak dan remaja kurang melakukan gerak fisik/olahraga, duduk berjam-jam di depan HP atau computer sambal ngemil, makanan yang di kansumsi dominan mengandung kharbohidrat dan lemak, obesitas, serta tidak ada keseimbangan antara lama beraktifitas dan beristirahat.
Untuk mencegah penyakit diabetes menjangkit pada anak-anak maka ada beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain; perbanyaklah anak-anak untuk berolahraga dan bermain yang memanfaatkan aktifitas jasmani, hindari penggunaan HP atau Gatget berlama-lama, kembangkan hobi yang positif, biasakan mengkonsumsi makanan yang alami dengan gizi seimbang, intirahat yang cukup, dan cegah dari depresi, stres, dan ketegangan. Anak-anak adalah aset masa depan harus dijaga dan dirawat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Prevalensi Penyakit Tidak Menular Naik. (13 November 2018). Kompas.P.13.
Paiman. (2011). Olahraga ritmik dalam penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Jurnal ilmiah kesehatan olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Matthew Hoffman, William LeGro. (1996). Bebas Dari Penyakit Mencegah, Mengobati Dan Menyembuhkan Lebih Dari 100 Penyakit Dan Idapan. Alih bahasa T. Hermaya. Gramedia pustaka Utama: Jakarta.
Kementerian Pemuda Dan Olahraga RI. (2005), Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum Pemuda Dan Olahraga RI.
Guy C LeMasurier, Dolly D. Lamdin, & Charies B, Corbin. (2007). Fitness For Life Middle School Teacher’s Guide. Human kinetics: Champaign, IL.
=======================================================
BIODATA PENULIS
NAMA : PAIMAN, S.Pd. M.Or.
NIP : 196904221994021001
PANGKAT/GOL : PEMBINA UTAMA MUDA / IVC
UNIT KERJA : SMP NEGERI 5 WATES, KULONPROGO, DIY.
ALAMAT : TRIHARJA, WATES, KULONPROGO.
TUGAS : MENGAJAR PENJASORKES.
ALAMAT RUMAH : KRAGON I, PALIHAN, TEMON, KULONPROGO.
NO HP : 0810228033911.
Riwayat Pendidikan : Lulus Sekolah Pendidikan Guru tahun 1988 di SPGN Magetan, Jawa Timur, lulus S1 Pendidikan Olahraga FPOK IKIP Negeri Yogyakarta tahun 1994, dan lulus S2 pasca sarjana UNY Prodi Ilmu Keolahragaan tahun 2010.
Pengalaman Menulis : menulis di berbagai majalah ilmiah di antaranya; PIGURA Dinas Pendidikan Kulonprogo, BTKP Dinas Pendidikan Propinsi, MAYORA FIK UNY, JORPRES FIK UNY, MEDIKORA FIK UNY, Cakrawala Pendidikan LPM UNY, COPE Lemlit UNY, dan Jurnal di LPMP Yogya serta beberapa makalah di seminar olahraga baik nasional maupun internasional.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
BUDAYA BEROLAHRAGA DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KATASTROPIK
BUDAYA BEROLAHRAGA DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KATASTROPIK Oleh: Paiman SMP NEGERI 5 WATES Abstrak Kesejahteraan masyarakat Indonesia telah mengalami kemajuan yang memuaskan. P
KARAKTER GURU PENJASORKES DAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH
GURU PENJASORKES YANG BERKARAKTER DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Oleh: Paiman, S.Pd., M.Or.SMP Negeri 5 Wates, Kulon Progo Abstrak Karakter adalah sifat khas