BUDAYA BEROLAHRAGA DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KATASTROPIK
BUDAYA BEROLAHRAGA DAN PENCEGAHAN PENYAKIT KATASTROPIK
Oleh:
Paiman
SMP NEGERI 5 WATES
Abstrak
Kesejahteraan masyarakat Indonesia telah mengalami kemajuan yang memuaskan. Pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata mengalami kenaikan 5-6% pertahun, hal ini menyebabkan jumlah kalangan yang berpendapatan menengah dan kaya semakin banyak. Semakin tingginya tingkat kesejahteraan dan pendapatan masyarakat akan semakin meningkat kebutuhan untuk memenuhi kenikmatan hidup. Kebutuhan pangan, sandang, transportasi, hiburan, dan sebagainya dapat tercukupi secara baik. Demikian juga Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh secara signifikan dengan selera hidup; baik kebutuhan pangan, sandang, papan, rekreasi, dan kenikmatan hidup lainya.
Namun tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat pendidikan ini tidak selalu diikuti oleh peningkatan kesadaran akan penerapan perilaku pola hidup sehat. Minimnya pemanfaatan aktifitas jasmani seiring dengan kemajuan alat transportasi dan komunikasi memicu terjangkitnya penyakit katastropik. Penyakit katastropik adalah penyakit tidak menular tetapi menjadi penyebab utama kematian manusia di dunia. Penyakit katastropik itu antara lain: hipertensi, jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah (arteriosklerosis), diabetes mellitus dan kanker.
Para ahli kesehatan sepakat bahwa aktifitas olahraga yang dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik akan dapat menjadi sarana pencegahan terhadap serangan penyakit katastropik. Bagi seseorang yang telah terlanjur menderita penyakit tersebut kegiatan olahraga dapat menjadi sarana penyembuhan. Kesadaran akan pentingnya aktifitas berolahraga perlu terus digelorakan agar gemar berolahraga menjadi budaya hidup sehat di masyarakat Indonesia.
Kata Kunci: penyakit katastropik dan budaya berolahraga.
PENDAHULUAN
Dewasa ini kesejahteraan masyarakat Indonesia telah mengalami kemajuan yang memuaskan. Pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata mengalami kenaikan 5-6% pertahun, hal ini menyebabkan jumlah kalangan dengan pendapatan menengah dan kaya semakin banyak. Semakin tingginya tingkat kesejahteraan dan pendapatan masyarakat akan semakin meningkat kebutuhan untuk memenuhi kenikmatan hidup. Kebutuhan pangan, sandang, transportasi, hiburan, dan sebagainya dapat tercukupi secara baik. Demikian juga Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh secara signifikan dengan selera hidup; baik kebutuhan pangan, sandang, papan, rekreasi, dan kenikmatan hidup lainya.
Namun tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat pendidikan tidak selalu diikuti oleh kesadaran akan penerapan perilaku pola hidup sehat. Pemanfaatan aktifitas jasmani semakin minim seiring dengan kemajuan alat transportasi dan komunikasi. Jasmani jarang digunakan untuk bergerak, banyak kerja jasmani tergantikan dengan alat-alat mesin. Orang dengan berkelebihan berat badan (obesitas) jumlahnya semakin banyak. Keadaan ini tidak sedikit juga dialami oleh insan-insan olahraga yang sebenarnya memiliki pengetahuan tinggi akan manfaat olahraga dan resiko dari keadaan berkelebihan berat badan. Namun kesejahteraan hidup yang telah dimiliki tak mampu menahan nafsu untuk menikmati kemapanan tersebut.
Kecukupan materi akan dapat meningkatkan gaya hidup hedonisme yakni gaya hidup ingin serba enak dengan segala kemudahan yang didapatkan. Gaya hidup hedonisme dengan mengumbar selera makan dan kenikmatan fisik lainnya akan dapat memicu obesitas dan berbagai penyakit degeneratif lainnya yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan manusia.
Hal ini sesuai yang dimuat di harian Kompas edisi (16 mei 2013, p 32) dinyatakan bahwa menurut analisis dokter terhadap pengamat properti yaitu Panagian Simanungkalit dinyatakan bahwa penyakit tidak hanya datang karena stress tetapi bisa juga muncul mendadak akibat terlalu menikmati hidup atau terlalu semangat dengan hobi atau pekerjaan tertentu. Simanungkalit berkata,” Selama ini saya memang terlalu menikmati hidup, Saya juga suka mengajar, tapi kalau sudah keasyikan lupa waktu. Sehat itu ternyata lebih berarti dari semua kekayaan yang kita punya.” Menteri kesehatan Nila F Moeloek menyatakan bahwa biaya kesehatan terbesar Jaminan Kesehatan Nasional untuk penyakit katastropik antara lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan stroke kompas edisi (24 November 2016, p.14), bahkan dilaporkan BPJS mengalami defisit anggaran karena banyaknya kleim dari pasien penderita penyakit-penyakit tersebut.
BUDAYA BEROLAHRAGA
Menurut UU NO 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional bagian menimbang:
huruf c, dinyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui instrument pembangunan nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Huruf d, bahwa pembinaan dan pengembangan keolahragaan nasional yang dapat menjamin pemerataan akses terhadap olahraga, peningkatan kesehatan, dan kebugaran, peningkatan prestasi, dan manajemen keolahragaan yang mampu menghadapi tantangan serta tututan perubahan kehidupan nasional dan global memerlukan sistem keolahragaan nasional.
Dari peryataan huruf c seperti tersebut di atas dapat dipahami bahwa bidang keolahragaan merupakan instrument atau alat untuk pembangunan nasional yakni untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Manusia yang berkulitas adalah yang memiliki jasmani, rohani, dan sosial yang baik. Dengan memiliki jasmani, rohani, dan sosial yang baik maka akan terbentuk masyarakat yang maju, adil, sejahtera, yang merupakan keinginan semua manusia.
Sebagian besar orang sepakat bahwa keadaan jasmani yang sehat dan bugar merupakan modal pertama dan utama untuk melakukan kegiatan produktif. Kualitas intelektual yang luar biasa tidak dapat dimanfaatkan secara optimal apabila keadaan jasmani selalu sakit-sakitan. Sebaliknya keadaan jasmani yang sehat dan bugar walau hanya didukung oleh kualitas rohani yang rendah maka keadaan tersebut tetap dapat digunakan oleh seseorang melakukan kegiatan produktif. Ada tiga jenis pekerjaan yang dilakukan manusia yaitu: menggunakan kekuatan fisik, menggutamakan keterampilan, dan menggutamakan kemampuan otak/daya pikir. Pada pekerjaan yang menggunakan keterampilan dan daya pikir maka tidak akan dapat berjalan secara optimal tanpa didukung oleh jasmani yang sehat dan bugar.
PENYAKIT KATASTROPIK
Penyakit Katastropik adalah Penyakit yang disebabkan menurunnya fungsi-fungsi organ tubuh atau disebut juga penyakit degenerative. Yang termasuk dalam penyakit katastropik antara lain: hipertensi, jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah (arteriosklerosis), diabetes mellitus dan kanker. Penyakit-penyakit ini bukan disebabkan oleh infeksi kuman penyakit namun lebih banyak disebabkan oleh pola perilaku yang tidak sehat. Pola perilaku yang tidak sehat itu antara lain adalah: gaya hidup pasif/kurang berolahraga, mengkonsumsi alkohol dan merokok, stress, serta pola makan yang tidak seimbang. Yang dimaksud pola makan yang tidak berimbang adalah makan dengan kelebihan salah satu zat gizi tetapi kekurangan pada zat yang lain. Contoh dalam hal ini adalah kelebihan karbohidrat namun kekurangan serat, mineral dan vitamin, makan dengan kelebihan lemak tetapi kekurangan serat , dan sebagainya. Minuman dan makanan siap saji (junk food) yang berlebihan lebih beresiko terserang penyakit katastropi ini.
Walaupun tidak disebabkan oleh infeksi kuman penyakit namun resikonya justru lebih berbahaya dibanding penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit-penyakit katastropi lebih banyak menyebabkan kematian lebih awal dibanding penyakit karena infeksi. Harian kompas edisi (18 0ktober 2016, p.14) melaporkan bahwa penyakit jantung dan stroke adalah penyakit nomor pertama penyebab kematian di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Demikian juga prevalensi penduduk yang terserang diabetes mellitus semakin besar serta usia penderitanya cenderung semakin muda.
Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi antara lain disebabkan oleh menumpuknya kolesterol di dalam pembuluh darah dan elastisitas pembuluh yang menurun. Tekanan darah normal untuk setiap orang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Namun secara umum untuk orang dewasa adalah kurang dari 140 saat sistolik dan kurang dari 85 saat diastolic. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan resiko tekanan darah tinggi antara lain: (1) usia; artinya semakin tua usia seseorang semakin beresiko dan laki-laki lebih beresiko dibanding perempuan, (2) keturunan (genetika). Beberapa cara untuk menurunkan tekanan darah tinggi antara lain: mengurangi kelebihan berat badan, banyak beraktifitas fisik, menenangkan jiwa, kurangi konsumsi garam kalsium dan kalium, mengkonsumsi vitamin C, mengurangi kafein, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok.
Penyakit jantung coroner adalah penyakit yang sangat berbahaya yang menyebabkan banyak kematian yakni mencapai 60% dari penyebab kematian. Penyakit jantung disebabkan oleh terjadinya gangguan pada jantung dan atau pembuluh darah. Penyakit ini disebabkan oleh adanya jaringan parut, tumpukan kalsium, kolesterol, serta tumbuhan sel di dalam arteri coroner yaitu arteri yang membawa darah menuju ke jantung. Akibat dari keadaan ini adalah terjadi penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah yang menuju ke arah jantung terhambat. Hal ini berakibat darah yang masuk ke dalam jantung jumlahnya berkurang. Kurangnya darah yang masuk ke jantung mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi yang dibutuhkan oleh sel jantung mengalami kekurangan. Hal ini apabila berjalan terus-menerus maka sel-sel jantung dapat mengalami kerusakan yang berakibat sakit. Gejala yang dapat dirasakan adalah terjadinya angina yaitu rasa tertusuk-tusuk di dada terutama saat jantung membutuhkan suplai darah yang banyak. Rasa tertusuk-tusuk ini berawal dari dada lalu menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan tulang belikat. Angina ini merupakan gejala awal adanya serangan jantung, tetapi apabila hal ini dibiarkan terus maka arteri koroner dapat menjadi sangat sempit bahkan tersumbat yang dapat mengakibatkan kematian.
Beberarapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko serangan jantung coroner antara lain: mengurangi kelebihan kolesterol, melakukan aktifitas jasmani, menurunkan kelebihan tekanan darah, mengurangi kelebihan berat badan, berhenti merokok baik secara aktif maupun pasif, mengkonsumsi aspirin dan omega-3, hindari stress atau memenangkan pikiran, dan dipertimbangkan penggunaan hormon.
Penyakit stroke adalah pecah atau tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga otak tidak mendapat kiriman ogsigen. Sel otak yang tidak mendapat suplai oksigen selama 5 menit maka menyebabkan kerusakan sel. Hal ini dapat menyebabkan kematian jika terlambat memperoleh pertolongan. Penyakit stroke disebabkan oleh dua hal, yakni; (1) adanya sumbatan-sumbatan darah pada pembuluh (Ischemic stroke), jenis stroke ini mencapai 70%-80% dari kasus serangan stroke, dan (2) pecahnya pembuluh darah di otak atau permukaan, stroke jenis ini adalah jenis stroke yang mematikan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya serangan stroke antara lain: (1) usia; semakin tua semakin beresiko, (2) jenis kelamin; laki-laki 30% lebih beresiko dibanding perempuan, (3) ras; etnis kulit hitam lebih beresiko dibanding kulit putih, (4) diabetes; penderita diabetes lebih beresiko dibanding bukan penderita, (5) keturunan, orang yang orang tuanya penderita memiliki peluang lebih besar terserang dibandingkan yang tidak, (6) stroke sebelumnya; orang yang pernah stroke lebih berisiko beberapa kali lipat dibanding yang belum, dan (7) detak jantung yang tidak teratur. Usaha pengendalian yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: mengendalikan tekanan darah tinggi, mencegah penyakit jantung, mewaspadai jumlah sel darah merah, mengendalikan kolesterol, menghindari rokok dan minuman beralkohol, olahraga secara teratur, turunkan kelebihan berat badan, dan kendalikan diabetes.
Penyakit pembuluh darah adalah penyakit yang menyebabkan semakin melemahnya fungsi pembuluh darah, misalnya; kurang elastis, terjadi kekakuan, terjadi penyumbatan, dan rapuh sehingga mudah pecah. Keadaan seperti itu dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: munculnya jaringan parut sebagai akibat tumbukan sel darah merah dengan dinding pembuluh, selanjutnya disusul adanya timbunan kolesterol dan endapan kalsium dan kalium atau karena kadar gula darah yang tinggi yang diderita oleh orang yang terkena diabetes mellitus.
Penyakit pembuluh darah ada yang menyerang pembuluh arteri (nadi) ada yang menyerang pembuluh balik (vena). Penyakit yang menyerang pembuluh nadi disebut arteriosclerosis sedang yang menyerang pembuluh balik sering disebut vena varikosa. Penyakit arteriosclerosis dapat menyerang pembuluh nadi aurta (besar) maupun kapiler. Sedang vena varikosa menyerang pembuluh balik (vena). Penyakit ini sering disebut dengan istilah varises dengan tanda-tanda pembuluh balik kelihatan membengkak, tampak jelas berbelak-belok seperti benjolan, kadang berwarna kebiru-biruan. Pada dasarnya penyakit vena varikosa tidak membahayakan namun dapat mengurangi estetika kulit dan fungsi pembuluh balik menjadi kurang efektif. Penyakit vena varikosa disebabkan kerusakan klep yang dimiliki oleh pembuluh balik tersebut. Pembuluh balik memiliki banyak klep yang berfungsi mengarahkan darah agar dapat kembali ke jantung. Biasanya arah gerak darah pada pembuluh balik ini berlawanan dengan gaya grafitasi. Dalam keadaan normal darah yang telah melewati klep ini tidak dapat kembali lagi, namun apabila ada klep yang rusak maka darah akan balik arah sehingga pembuluh balik akan membendung atau kelihatan membengkak.
Penyakit diabetes mellitus sering disebut penyakit kencing manis. Diabetes mellitus ada dua macam, yakni: tipe I akibat tubuh berhenti memproduksi insulin karena rusaknya sel pankreas. Diabetes tipe I ini lebih banyak disebabkan faktor keturunan atau infeksi yang menyerang organ hati yang menyebabkan produksi hormon insulin oleh pankreas sangat kurang. Diabetes tipe II disebabkan oleh jumlah hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak mencukupi terkait dengan gaya hidup. Sekitar 90% kasus diabetes adalah tergolong tipe II. Menurut hasil riset kesehatan dasar prevalensi kasus diabetes di Indonesia semakin meningkat, yakni tahun 2007 mencapai 5,7 persen sedang tahun 2013 naik menjadi 6,9 persen. Kompas edisi (9 november 2016, p.14) menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-tujuh Negara dengan penderita diabetes dewasa terbanyak di dunia yakni kira-kira 10 juta orang menurut laporan Federasi Diabetes Internasional (IDF) tahun 2015. Badan penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan tahun 2015 mengeluarkan dana 3,27 trilyun untuk membiayai pengobatan penyakit ini.
Gejala-gelala diabetes tipe II ini sering kali tidak tampak, misalnya: sering haus, lapar dan kencing namun belum tentu gejala-gejala ini muncul pada setiap penderita. Diabetes tipe II sering diderita oleh seseorang setelah usia dewasa, namun sekarang penderitanya cenderung semakin muda usianya.
Pada Diabetes tipe II jumlah hormon insulin yang tidak mampu mengimbangi jumlah zat gula yang masuk dalam tubuh dan harus diproses sehingga menjadikan glukosa tersebut hanya berputar-putar dalam tubuh mengikuti aliran darah. Keadaan ini disebut hiperglikemia. Kadar gula yang tinggi dalam darah ini akan berefek merusak organ-organ tubuh yang lain atau sering terjadi komplikasi penyakit, misalnya: pembuluh darah rapuh sehingga mudah pecah (stroke), serangan ginjal, serangan jantung, luka tak kunjung sembuh, mati rasa, dan sebagainya.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengelola diabetes agar kemrosotan kondisi tubuh dapat dihambat antara lain: mengurangi jumlah kalori dalam menu makan, mengurangi jumlah lemak, makan makanan karbohidrat komplek, meninggalkan manisan, meratakan kalori yang masuk dalam tubuh dengan makan sedikit demi sedikit, artinya tidak makan dalam jumlah banyak dalam satu waktu, banyak makan serat, dan melakukan kegiatan jasmani misalnya; jalan kaki, bersepeda, renang, berkebun, dan aktifitas jasmani lainnya.
Apabila penderita telah mengalami mata rasa (neuropati) berarti gula darah telah menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf. Pada keadaan ini maka perlu dilakukan beberapa tindakan agar kondisi kaki tetap terjaga, antara lain: selalu memeriksa keadaan kaki karena luka kecil dapat mudah terinfeksi, selalu memakai sepatu dengan kaos kaki yang empuk, dan sering-sering menyabun kaki agar bakteri tidak menyerang.
Penyakit kanker disebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol atau terjadi pertumbuhan sel yang tidak sewajarnya. Karena sel-sel kanker tumbuh secara tidak wajar maka sel tersebut mempunyai efek merusak fungsi organ tubuh. Penyakit kanker merupakan penyakit menempati urutan kedua penyebab kematian. Penyakit kanker dapat menyerang seluruh bagian organ tubuh.
Riset kesehatan dasar tahun 2013 melaporkan bahwa ada 330.000 penderita kanker di Indonesia, dan kasus terbesarnya adalah kanker servik Rahim. Pusat Informasi Kanker Serviks dan HPV (Human Papillomamavirus) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 2 dari 10.000 perempuan di Indonesia kena kanker serviks dan diperkirakan 26 orang meninggal tiap hari karena kanker itu.
MANFAAT AKTIVITAS OLAHRAGA UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT KATASTROPIK
Manfaat olahraga untuk penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) para ahli kesehatan menyatakan bahwa olahraga dengan teratur dan beban yang tepat akan mampu membakar lemak di dalam tubuh. Timbunan lemah antara lain akan trtimbun pada jaringan bawah kulit, di dalam rongga perut, dan endapan lemak yang menempel di dinding pembuluh darah. Timbunan lemak di bawah jaringan kulit dan otot akan mempersempit ruang pembuluh darah. Keadaan ini berakibat menghambat kelancaran aliran darah pada pembuluh darah untuk dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Timbunan lemak yang berada di dalam rongga perut akan menambah volume isi perut . Hal ini akan berakibat mempersempit ruang gerak otot jantung saat melakukan gerak memompa darah. Ruangan yang sempit pada rongga perut ini akan menambah beban kerja jantung. Timbunan lemak yang menempel pada didinding pembuluh darah akan menyebabkan ruang dalam pembuluh darah semakin sempit. Hal ini akan berakibat tekanan darah semakin tinggi.
Olahraga secara teratur dan terukur akan dapat meningkatkaan elastisitas pembuluh darah. Pembuluh darah yang elastis/lentur akan dapat memiliki daya adaptasi terhadap peningkatan tekanan darah akibat volume darah bertambah. Volume darah ini meningkat sebagai akibat dari aktifitas jantung yang meningkat pula. Aktifitas jantung akan meningkat dipengaruh oleh hal-hal sebagai berikut, antara lain: aktifitas jasmani menigkat, kejiwaan mengalami ketegangan, takut, susah atau stress, dan factor lingkungan di luar tubuh misalnya udara lingkungan semakin dingin, terkena terpaan angin yang kencang dalam waktu cukup lama, maandi dengag air dingin. Hal in terjadi sebab manusia merupakan makluk dengan suhu tubuh tetap yakni 36-370c. Dengan keadaan lingkungan di luar tubuh seperti tersebut di atas agar tubuh tetap pada suhu 36-370c maka dibutuhkan pembakaran kalori yang lebih banyak. Untuk membakar kalori dibutuhkan ogsigen sehingga apabila kalori yang dibutuhkan meningkat maka ogsigen yang dibutuhkan oleh sel juga meningkat. Peningkatan suplai ogsigen yang meningkat tersebut dapat dilakukan jika jantung berkerja lebih giat sehingga aliran darah juga mengalir lebih banyak.
Peningakatan frekuensi kerja jantung dan peningkatan volume darah yang mengalir lewat pembuluh darah ini akan meningkatkan resiko hipertensi jika kondisi pembuluh mengalami gangguan, misalnya; mengalami kekakuan, ada sumbatan di dalamnya, keadaannya rapuh. Keadaan seperti itu dapat berakibat pecah pembuluh darah, otot jantung mengalami kelemahan, sel-sel tebuh semakin lemah karena kekurangan sulai gizi dan ogsigen.
Olahraga yang baik untuk penderita tekanan darah tinggi adalah olahraga aerobik. Olahraga aerobik adalah olahraga yang sistem energinya diperoleh melalui pembakaran kalori dengan bantuan ogsigen. Sistem energi yang memanfaatkan pembakaran kalori dengan bantuan ogsigen apabila aktifitas jasmani telah dilakukan lebih dari 30 detik. Beban latihan yang dilakukan dianggap cukup apabila peningkatan denyut jantung mencapai 60-80% dari denyut nadi maksimal setiap menitnya (memenuhi training zone).
Cara menghitung denyut jantung maksimal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: 220-usia. Contoh seseorang berusia 28 tahun maka denyut jantung maksimal permenitnya adalah 220-28=192 denyut permenit. Sedangkan beban olahraga memasuki daerah latihan (training zone) adalah 60%-80% x 192 = 0,60-0,80 x 192=115-154 denyut nadi permenit. Bagi yang belum terlatih disarankan agar beban latihan meningkat secara bertahap, beban latihan ditingkatkan sedikit demi sedikit agar tubuh mengalami adaptasi. Setelah tubuh cukup beradaptasi hingga mampu mencapai daerah latihan (training zone) selanjutnya beban latihan tersebut dipertahankan secara teratur.
Manfaat olahraga untuk penyakit jantung koroner sangat penting. Penyakit jantung koroner dimulai dengan adanya penyempitan pembuluh darah koronaria yaitu pembuluh yang membawa darah menuju ke jantung. Adanya penyempitan pembuluh darah ini mengakibatkan jumlah darah yang dapat mencapai jantung berkurang walaupun jantung bekerja ektra aktif. Hal ini dapat dianalogikan seperti mesin pompa air yang gasnya diperbesar sehingga putaran mesin semakin kencang namun air yang disedot habis maka sekencang apapun mesin pompa tersebut di hidupkan alhasil air yang ingin di sedot tetap tidak didapatkan. Keadaan seperti ini jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama maka mesin pompalah yang akan mengalami kerusakan karena semakin panas dan bekerja keras tanpa menghasilkan apa-apa.
Demikian juga jantung apabila bekerja lebih keras dari keadaan normal dalam jangka waktu yang lama maka dapat memicu serangan penyakit sebab otot jantung mengalami kelelahan. Otot jantung yang bekerja keras membutuhkan sumber energi dan oksigen lebih banyak. Sumber energi dan oksigen didapatkan dari darah yang masuk ke sel otot jantung. Penyempitan pembuluh koronaria menyebabkan berkurangnya jumlah darah yang masuk ke jantung. Darah merah mengangkut nutrisi dan oksigen yang berfungsi menghidupi sel jantung itu sendiri dan juga sel seluruh tubuh. Berkurangnya darah yang menuju ke jantung tersebut akan berakibat sel-sel jantung mengalami kerusakan karena kekurangan nutrisi dan ogsigen.
Olahraga yang dilakukan secara teratur dan beban latihan yang terukur dengan baik akan berdapampak positif bagi penderita jantung koroner. Olahraga dapat membantu mengencerkan timbunan lemak yang terdapat dalam pembuluh koronaria sehingga ruangan yang dapat dilewati oleh darah semakin lebar. Hal ini berdampak pada jumlah darah yang mampu masuk ke dalam jantung meningkat. Olahraga juga dapat meningkatkan elatisitas pembuluh koronaria sehingga apabila volume darah meningkat karena adanya peningkatan aktifitas fisik maka pembuluh darah tersebut dapat lebih melebar, alhasil mampu menampung darah yang lebih banyak. Elastisitas pembuluh darah koronaria juga berdampat positif terhindar dari pecahnya pembuluh darah (stroke).
Penyakit stroke ini dapat dianalogikan seperti saluran irigasi yang ambrol di tengah jalan. Akibat hal ini adalah air tidak dapat disalurkan hingga mencapai tanaman. Tanaman dianalogikan sebagai sel tubuh, sedang saluran irigasi dianalogikan seperti sistem peredaran darah. Jika saluran irigasi terjadi kebocoran di jalan, sebanyak apapun air ditambahkan maka tetap saja air tidak akan mencapai tanaman, maka akibatnya adalah tanaman mengalami kematian. Demikian juga dalam sistem peredaran darah jika terjadi kebocoran pada pembuluh darah maka darah tidak akan dapat mencapai sel-sel tubuh. Sel darah merah bertugas mengangkut nutrisi dan oksigen sebagai sumber kehidupan sel. Akibat dari hal ini adalah sel akan mengalami kelaparan bahkan kematian. Sel yang mati tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga penderita stroke kadang-kadang mengalami koma atau kematian atau yang lebih ringgan adalah mengalami kelumpuhan total atau kelumpuhan sebagian. Kelumpuhan terjadi karena sel syaraf tidak mendapat suplai nutrisi dan oksigen dari darah dalam jumlah yang memadahi. Jika hal ini berlanjut maka dapat mengakibatkan kematian. Syaraf yang mati tidak dapat menyalurkan rangsang sampai ke sel-sel otot, akibatnya sel otot juga tidak mampu merespon rangsangan tersebut. Sel otot tetap diam tidak dapat berkontraksi untuk melakukan gerakan.
Olahraga yang dilakukan oleh orang yang telah mengalami stroke dan tertangani dengan baik akan dapat membantu merangsang fungsi syaraf sehingga syaraf motorik akan berfungsi kembali lebih baik. Olahraga menyebabkan frekuensi konstraksi otot semakin banyak. Konstraksi otot mengakibatkan adanya hipitan melonggar, himpitan melonggar berulang-ulang yang dilakukan oleh otot terhadap pembuluh darah. Gerakan menghimpit longgar, himpit longgar berulang-ulang ini dapat membantu melancarkan aliran darah. Darah yang mengalir dengan lancar akan membantu mempercepat pemulihan sel-sel yang rusak dan membuang toksin-toksin yang ada dalam tubuh.
Olahraga memiliki banyak manfaat untuk mencegah atau penyembuhan penyakit pembuluh darah. Aktifitas olahraga dapat meningkatkan suhu tubuh karena peningkatan proses oksidasi. Meningkatnya suhu tubuh dapat membantu mengencerkan timbunan lemak kolesterol yang mengendap di dalam pembuluh darah. Dengan mencairnya kolesterol dalam pembuluh darah ini maka akan meningkatkan luas ruangan dalam pembuluh darah sehingga darah akan dapat mengalir dengan lancar. Darah yang mengalir dengan lancar maka resiko terjadinya stroke akan dapat dieliminir. Olahraga yang dilakukan dengan teratur akan dapat meningkatkan elastisitas/lentur pembuluh darah, sehingga apabila volume darah meningkat dalam pembuluh maka pembuluh darah tersebut akan mampu menampungnya dan terhindar dari pecah.
Manfaat olahraga untuk penyakit diabetes mellitus sangat baik yakni dengan berolahraga yang teratur dan terukur sel-sel tubuh akan mampu maningkatkan daya serap glukosa yang tertimbun di aliran darah. Menumpuknya glukosa di aliran darah disebabkan oleh ketidakmampuan hormon insulin mengirim nutrisi yang menjadi tanggungjawabnya menuju ke sel-sel tubuh. Akibat kelemahan hormon insulin ini nutrisi tidak dapat sampai alamat yang dituju dan akhirnya hanya menumpuk di aliran darah. Jika kadar gula di dalam darah ini sangat tinggi makan akan memicu komplikasi serangan penyakit yang lain, antara lain: stroke, gagal ginjal, luka tak kunjung sembuh, serangan jantung, impotensi sexual, dan lain-lain.
Paiman (2011: 10) menyatakan olahraga yang dapat membantu penyembuhan penyakit diabetes Melitus adalah olahraga dilakukan secara intermittent. Yang dimaksud dengan olahraga yang dilakukan secara intermittent adalah berlatih dengan perpaduan antara latihan anaerobic dan aerobic. Latihan anaerobic dan aerobic dilakukan dengan perbandingan 1 menit anaerobic, 3 menit aerobic dengan cara istirahat aktif, 1 menit anaerobic, 3 menit aerobic dengan cara istirahat aktif, demikian seterusnya. Latihan ini dilakukan minimal selama 30 menit dan sekurang-kurangnya dilakukan 5 kali dalam seminggu. Pada tahap latihan anaerobic beban latihan dianggap cukup jika dalam waktu latihan dengan durasi satu menit tersebut telah bernafas terengah-engah.
Manfaat olahraga untuk penyakit kanker adalah menurut Guy C Le Masurier, dkk (2007: 47) dinyatakan bahwa hasil studi menunjukkan dari daftar kematian akibat kanker sebagian besar diderita oleh orang-orang yang pasif atau tidak gemar beraktifitas jasmani. Latihan jasmani secara teratur adalah cara terbaik membantu mencegah kanker.
SIMPULAN
Kesejahteraan masyarakat Indonesia telah mengalami kemajuan yang memuaskan. Pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata mengalami kenaikan 5-6% pertahun, hal ini menyebabkan jumlah kalangan yang berpendapatan menengah dan kaya semakin banyak. Semakin tingginya tingkat kesejahteraan dan pendapatan masyarakat akan semakin meningkat kebutuhan untuk memenuhi kenikmatan hidup. Kebutuhan pangan, sandang, transportasi, hiburan, dan sebagainya dapat tercukupi secara baik. Demikian juga Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh secara signifikan dengan selera hidup; baik kebutuhan pangan, sandang, papan, rekreasi, dan kenikmatan hidup lainya.
Namun tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat dan pendidikan ini tidak selalu diikuti dengan peningkatan kesadaran akan penerapan perilaku pola hidup sehat. Minimnya pemanfaatan aktifitas jasmani seiring dengan kemajuan alat transportasi dan komunikasi memicu terjangkitnya penyakit katastropik. Penyakit katastropik adalah penyakit tidak menular tetapi menjadi penyebab utama kematian manusia di dunia. Penyakit katastropik itu antara lain: hipertensi, jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah (arteriosklerosis), diabetes mellitus, dan kanker.
Para ahli kesehatan sepakat bahwa aktifitas olahraga yang dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik akan dapat menjadi sarana pencegahan terhadap serangan penyakit-penyakit katastropik. Bagi seseorang yang telah terlanjur menderita penyakit tersebut kegiatan olahraga dapat menjadi sarana penyembuhan. Kesadaran akan pentingnya aktifitas berolahraga perlu digelorakan terus agar kegemaran berolahraga menjadi budaya hidup sehat di masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Gun. (16 Mei 2013). Arti Kesehatan. Kompas, p. 32.
Aditya Ramadhan. (18 Oktober 2016). Penyakit Jantung Koroner Tak Harus Berujung Kematian. Kompas. P.13.
Waspadai Lonjakan Pengidap Diabetes. (9 November 2016). Kompas.P.14.
Kardiovaskular Jangkau Masyarakat Secara Aktif. Kompas. (14 November 2016). Kompas. P.14.
Paiman. (2011). Olahraga ritmik dalam penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Jurnal ilmiah kesehatan olahraga. Yogyakarta: FIK UNY.
Matthew Hoffman, William LeGro. (1996). Bebas Dari Penyakit Mencegah, Mengobati Dan Menyembuhkan Lebih Dari 100 Penyakit Dan Idapan. Alih bahasa T. Hermaya. Gramedia pustaka Utama: Jakarta.
Kementerian Pemuda Dan Olahraga RI. (2005), Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum Pemuda Dan Olahraga RI.
Guy C LeMasurier, Dolly D. Lamdin, & Charies B, Corbin. (2007). Fitness For Life Middle School Teacher’s Guide. Human kinetics: Champaign, IL.
=======================================================
BIODATA PENULIS
NAMA : PAIMAN, S.Pd., M.Or.
NIP : 196904221994021001
PANGKAT/GOL : PEMBINA UTAMA MUDA / IVC
UNIT KERJA : SMP NEGERI 5 WATES, KULONPROGO, DIY.
ALAMAT : TRIHARJA, WATES, KULONPROGO.
TUGAS : MENGAJAR PENJASORKES.
ALAMAT RUMAH : KRAGON I, PALIHAN, TEMON, KULONPROGO.
NO HP : 0810228033911.
Riwayat Pendidikan : Lulus Sekolah Pendidikan Guru tahun 1988 di SPGN Magetan, Jawa Timur, lulus S1 Pendidikan Olahraga FPOK IKIP Negeri Yogyakarta tahun 1994, dan lulus S2 pasca sarjana UNY Prodi Ilmu Keolahragaan tahun 2010.
Pengalaman Menulis : menulis di berbagai majalah ilmiah di antaranya; PIGURA Dinas Pendidikan Kulonprogo, BTKP Dinas Pendidikan Propinsi, MAYORA FIK UNY, JORPRES FIK UNY, MEDIKORA FIK UNY, Cakrawala Pendidikan LPM UNY, COPE Lemlit UNY, dan Jurnal di LPMP Yogya serta beberapa makalah di seminar olahraga baik nasional maupun internasional.
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
MEWASPADAI PENYAKIT DIABETES MELITUS BAGI REMAJA
MEWASPADAI PENYAKIT DIABETES MELITUS BAGI REMAJA Oleh: Paiman, M.Or. SMP NEGERI 5 WATES Abstraks Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang hingga tahun 2030 mengalami bonu
KARAKTER GURU PENJASORKES DAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH
GURU PENJASORKES YANG BERKARAKTER DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Oleh: Paiman, S.Pd., M.Or.SMP Negeri 5 Wates, Kulon Progo Abstrak Karakter adalah sifat khas
Mudah dipahami,bagus